Gedung Juang Tambun, Saksi Bisu Sejarah Perjuangan di Bekasi

Gedung Juang Tambun di Bekasi bukan sekadar bangunan tua; ia adalah monumen yang sarat dengan cerita dan sejarah.

Dibangun pada masa kolonial, gedung ini telah menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, khususnya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sekarang, sebagai salah satu situs bersejarah di Jawa Barat, Gedung Juang Tambun menawarkan wawasan yang mendalam tentang masa lalu yang heroik dan menginspirasi pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang perjuangan para pahlawan nasional.

Dengan arsitektur yang khas dan penuh nilai historis, gedung ini tidak hanya menarik bagi para pecinta sejarah tetapi juga bagi siapa saja yang mengunjungi kota Bekasi.

1. Mengenal Gedung Juang Tambun di Bekasi

Bekasi, kota yang dikenal sebagai pusat industri dan salah satu penyokong perekonomian Jakarta, juga menyimpan nilai sejarah yang kaya.

Salah satu Tempat Wisata di Bekasi yang terkenal di sini adalah Gedung Juang Tambun, yang awalnya dikenal dengan nama Landhuis Tamboen, dibangun oleh Khouw Tjeng Kie.

Berdiri sejak awal 1900-an, Gedung Juang Tambun memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bangunan ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjuangan, tetapi juga telah beralih fungsi menjadi museum yang masih berdiri hingga hari ini.

Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang peran serta sejarah Gedung Juang Tambun, bangunan ini menawarkan pelajaran berharga tentang masa lalu dan sebagai sumber edukasi yang kaya bagi generasi saat ini dan yang akan datang.

2. Sejarah Militer Gedung Juang Tambun Selama Pendudukan Jepang

Selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda, Gedung Juang Tambun di Bekasi memiliki peran penting dalam sejarah nasional. Dikenal juga sebagai Gedung Juang 45, bangunan ini berfungsi sebagai pusat pertahanan dan strategi bagi para pejuang kemerdekaan di wilayah Tambun dan Cibarusah.

Gedung ini juga memainkan peran krusial dalam perundingan pertukaran tawanan antara Belanda dan para pejuang Indonesia.

Tawanan Indonesia yang dibebaskan oleh Belanda dibawa kembali ke Bekasi, sedangkan tentara Belanda dipulangkan ke Batavia melalui Stasiun Tambun, yang letaknya tidak jauh dari gedung ini.

Pada tahun 1943, saat Jepang mengambil alih kendali di Indonesia, Gedung Juang Tambun dijadikan sebagai markas militer oleh tentara Jepang.

Namun, menjelang akhir pendudukan Jepang, gedung ini menjadi saksi bisu pembantaian tentara Jepang oleh pejuang kemerdekaan Indonesia, sebuah peristiwa penting yang menandai periode tumultuous dalam sejarah bangsa.

3. Transformasi Gedung Juang Tambun Menjadi Kantor Kabupaten Jatinegara pada 1945

Pada masa berakhirnya pendudukan Jepang di Indonesia, sebuah insiden signifikan terjadi di Bekasi. Tentara Jepang yang sedang dalam perjalanan meninggalkan Indonesia melalui Bandar Udara Kalijati di Subang mengalami kecelakaan kereta.

Rel kereta yang sengaja dibelokkan ke jalur buntu menyebabkan kereta terperosok, dan banyak tentara Jepang yang tidak bersenjata—senjata mereka disimpan di gerbong barang—dibantai, dengan mayat-mayat mereka dibuang ke Kali Bekasi.

Dalam perubahan sejarah yang penting pada tahun 1945, Komite Nasional Indonesia (KNI) mengambil alih Gedung Juang Tambun dan mengubah fungsinya menjadi Kantor Kabupaten Jatinegara.

Gedung ini juga berfungsi sebagai tempat pertahanan dan pusat komando penting untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman tentara sekutu yang berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.

4. Pendudukan Belanda di Gedung Juang Tambun pada 1949

Meskipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, perjuangan belum sepenuhnya usai. Pada tahun 1949, Belanda kembali menguasai Gedung Juang Tambun, menyalahi Perjanjian Linggarjati dan memulai agresi militer.

Namun, tidak lama kemudian, gedung tersebut berhasil direbut kembali oleh pejuang Indonesia dan kembali berfungsi untuk aktivitas pemerintahan.

Pada tahun 1950, gedung ini diubah fungsinya menjadi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bekasi dan terus digunakan sebagai kantor pemerintahan hingga akhir tahun 1982.

Baca Juga: Rekomendasi Destinasi Wisata Temanggung Terbaik dan Terpopuler

5. Berganti Fungsi sebagai Kantor Pemerintahan

Gedung Juang Tambun terus berfungsi sebagai kantor pemerintahan selama beberapa dekade. Gedung ini pernah dijadikan sebagai kantor untuk sejumlah lembaga legislatif, termasuk DPRD Semantara, DPRD Tingkat II Bekasi, dan DPRD-GR hingga tahun 1960.

Pada tahun 1962, gedung tersebut sempat diubah menjadi tempat tahanan politik untuk anggota Partai Komunis Indonesia.

Kemudian pada tahun 1982, gedung ini berubah fungsi lagi menjadi Kampus Akademi Pembangunan Desa, dan kini telah bertransformasi menjadi Universitas Islam 45 Bekasi, yang kini telah memiliki kampusnya sendiri di Jalan Cut Meutia, Bekasi.

 

Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Gedung Juang Tambun, gedung ini buka dari Selasa hingga Minggu. Hari Senin dan hari libur nasional, gedung ini tutup.

Jam operasionalnya adalah dari pukul 09.00 hingga 16.00 WIB. Anda dapat menemukan Gedung Juang Tambun di Jalan Hasanudin Nomor 39, Setiadarma, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Scroll to Top